Cerpen Patah Hati Pada Suatu Malam Kelabu

Cerpen Patah Hati Pada Suatu Malam Kelabu – Halo sobat remaja Indonesia, apakah kabar kalian hari ini baik ? semoga semuanya baik ya. Ada yang patah hati gak ? hehe.. Admin kali ini mau share cerpen terbaru lagi nih, khususnya buat kalian yang sedang patah hati atau galau. hehe

Cerpen ini admin dapatkan dari sobat remaja yang sudah mengirimkan artikelnya melalui email admin remaja di [email protected] . Kalau sobat remaja punya cerpen remaja lainnya yang ingin di publish ke dalam blog ini silahkan kirimkan artikel sobat pada email tersebut ya.

oke langsung aja nih disimak cerpennya di bawah ini :

Cerpen Sedih Remaja terbaru 2014

 

[sociallocker]

Cerpen Patah Hati Pada Suatu Malam Kelabu

Hah.. Apalah arti diri ku ini. Aku hanya pecundang yang coba jadi pahlawan kesiangan. Dengan gerutu malu penuh penyesalan, membawa ku menapaki jalanan bisu ini. Hei.. Bahkan rembulan di atas sana pun seolah ikut mengejek ku. Dengan sinar redupnya yang mencoba sembunyi di balik lembar-lembar awan, ah.. Mungkin rembulan itu takut kalau aku gampar.

Ku coba ingat-ingat lagi segala hal yang baru ku lalui malam ini. Dengan langkah gontai coba ku kumpulkan potong-potong ingatan, hingga jadilah sebuah alur cerita yang jelas.

Hari ini tanggal 22 september, ini harusnya menjadi hari terbaik dalam hidup ku. Kalian tahu mengapa? Karena ini hari ultah ku. Jelas? Ku sempatkan pulang ke kampung halaman, setelah hampir sebulan aku kerja di jakarta jadi kuli bangunan. Semua demi dia.. Agar bisa melewati hari terindah ku bersama dia. Kami pacaran belum lama ketika ku putuskan tuk pergi merantau ke jakarta, tapi waktu itu dia bilang akan setia menunggu. Dan anehnya, aku percaya..

Selama sebulan kami hanya berhubung lewat handphone saja, handphone 6600 berbody bongsor yang selalu dapat menyampaikan pesan rinduku. Waktu dua minggu berselang, ku rasa dia sedikit berubah. Tapi sebagai seorang pacar yang coba pengertian, ku coba berfikir lebih positive. Mungkin saja dia capek mengambil air seharian.. Maklum, desa kami sangat sulit air ketika kemarau tiba. Dan butuh jarak hampir beberapa kilo untuk bisa mengambil air dari sumber yang ada, tentu saja dengan berjalan kaki.
Apa? Kalian tak percaya? Hei.. Kami ini orang desa brow.. Fisik kami bisa di katakan kuat. Yang cowok sekuat superman, dan ceweknya hampir mirip wonderwoman. Yah, meski tak secantik itu.

Jam menunjukan pukul tuju malam. Aku sudah bersiap dari tadi, tujuan ku ingin membuat suprieze buat si dia. Dengan dandan sekeren yang ku bisa, dengan pakaian terbagus yang ku punya. Ku sempatkan beli baju baru di tanah abang waktu aku pulang kemarin. Bisa di bilang, penampilan ku sudah oke. Semua terlihat lebih keren, kecuali satu hal tentunya.. Yaitu, muka kampungan ku yang tetap tak berubah. Tapi apa peduli ku, udah bawaan dari lahir muka ku begini.

Si temon menunggu ku dengan sabar di luar, sambil bersandar di samping pagar bambu ku. Oh iya, kalian belum tau si temon kan? Dia adalah sepeda tua ku, teman setia ku sejak aku masih SD dulu. Tapi keadaanya yang terawat tak kalah mewah seperti mobil kerenya bapak presiden. Ah, lebay memang..

Ku kayuh si temon dengan kaki kekar ku, penuh semangat menggebu menuju rumah Dewi, gebetan ku. Dengan rindu yang berusaha ku tahan, senyum dan bayangan akan pertemuan romantis melayang layang di benak ku. Tapi rasa penasaran mulai menggelitik otak ku. Ku lihat ada sebuah motor parkir di depan rumah Dewi ku. Siapa gerangan? Seingat ku Dewi tak punya motor.
Dengan langkah hati-hati coba ku tengok, ada seorang cowok di teras rumah pacar ku. Dia tak sendiri, pacar ku juga ada di sana. Rasa penasaran ku bertambah besar. Tapi ku coba tuk kembali berfikir positive. Ah, mungkin dia temanya. Tapi anehnya, mereka terlihat sangat mesra. Canda tawa mereka seakan menunjukan mereka bukan teman biasa. Bahkan saking asiknya, mereka tak menyadari ke hadiran ku yang ada di hadapan mereka.

Dengan suara batuk yang ku buat-buat, membuat mereka terkejut dan melepas tangan mereka yang dari tadi bergandengan dengan erat.
“Lho mas, kok kamu ada di sini? Bukanya kamu sedang di jakarta?”. Nada suara Dewi terbata-bata karena terkejut.
“Aku pulang demi kamu, dan aku pulang hanya untuk melihat KELAKUAN MU..”. Aku coba redam gejolak emosi ku.
“Tapi mas, ini gak seperti yang kamu fikirkan”. Dewi coba membela diri dengan membalik fakta.
“Aku tak butuh berfikir untuk menilai, karena mata dan telinga ku sudah cukup untuk menghakimi mu. Jika memang aku tak cukup baik, kenapa tak jujur saja? Dulu.. Kau pernah bercerita ingin mendapat kesetiaan. Tapi setelah kau dapat kesetiaan itu dari ku, kau membinasakanya dengan penghianatan mu.. Karena itu aku akan berkata cukup.. Cukup sampai di sini kisah yang coba ku tulis dengan mu.. Nikmati penghianatan mu dengan damai.. “. Ku ucapkan dengan bibir bergetar menahan emosi.

Tanpa menunggu lagi, aku langsung angkat kaki dari teras neraka itu. Ku bawa si temon, ku tuntun sambil berlari. Hati ku remuk, jiwa ku hancur. Hingga rasa lelah menghentikan laju lari ku. Berjalan gontai di jalanan kampung yang penuh debu.
Aku diam.. Tak sepatah kata pun yang terlontar dari hati yang berteriak panas terbakar. Aku hanya diam.. Berjalan menapaki kisah yang usai di malam ini. Di saksikan rembulan yang tertawa menghina. Dan di temani si temon, sang kawan setia. Aku pulang..

[/sociallocker]

 

Demikianlah artikel kali ini tentang cerpen patah hati, semoga bisa bermanfaat bagi sobat remaja sekalian. Untuk cerpen selanjutnya harap di nantikan saja ya, hehe..Akhir kata admin ucapkan terima kasih dan salam sukses selalu.

Tags:

Tinggalkan komentar

remajaremaja.com We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications