Motivasi Diri Kepepet Itu Berkah

Kepepet itu Berkah. Kepepet.. !? Pasti sebagian dari sobat remaja pernah mengalaminya kan?
Kepepet itu rasanya emang gak nyenengin sob, bingung, marah, galau, mumet, pusing, putus asa, dan lain sebagainya ngumpul jadi satu.Kayak pada musyawarah aja..Hehehe..

Intinya.. Kepepet itu rasanya gak bisa di jelasin deh. 🙂
Dalam hidup, mengalami “kepepet” adalah hal yang lumrah bagi tiap manusia.
Itu sebuah “menu wajib” yang di sediakan untuk membuat cerita hidup seseorang lebih “berwarna”.
Kamu tahu kan? Kalo kita hidup itu memiliki takdir masing-masing..?
Kalian percaya takdirkan?

Nah.. Takdir manusia itu ibarat sebuah buku novel, harus ada intrik yang terjadi agar ceritanya juga gak monoton.Ada sedih, bahagia, tangis, juga tawa, semua itu adalah bagian dari sebuah cerita yang menjelaskan perjuangan menuju ending.Keadaan kepepet sering di salah artikan sebagai sebuah musibah, tapi pernahkah kalian berfikir positive pada makhluk yang bernama “kepepet” ini?

Apa kalian gak kasian sob, mahluk yang bernama “kepepet” ini adalah “guru” terbaik yang selalu kalian benci.
Maka di sini saya berusaha “mengubah” pola fikir sobat remaja dengan menilai “kepepet” dari sudut pandang yang berbeda.

Sebenarnya manusia di ciptakan pertama kali memang hidup enak, serba kecukupan, gak pernah susah, karena bapak kita Adam di ciptakan pertama kali menghuni syurga.
Tapi karena “takdir” maka di kisahkan bapak Adam melakukan kesalahan fatal hingga “di buang” ke dataran bumi yang kejam.Tentu saja kalian bisa bayangin betapa “kepepet”nya bapak Adam waktu pertama kali menginjak bumi, dia biasa hidup enak apa-apa tinggal minta waktu di syurga.

Tapi di atas dunia yang asing, dia harus berusaha mencari dan belajar tiap hal untuk kelangsungan hidup.
Mencari makan sendiri karena “kepepet”, dia melihat buah di atas pohon.Karena kepepet, otaknya akan berfikir bagaimana cara untuk mendapat buah itu.Maka solusinya, diapun belajar untuk memanjat.
Beresiko? Memang, tapi tak ada hal yang bebas dari yang namanya resiko.
Tapi biasanya, keadaan kepepet akan mengajari kita untuk menghadapi resiko itu.
Dan keadaan kepepet juga akan “memaksa” otak kita untuk berfikir agar dapat memperkecil resiko yang ada.

Sobat remaja yang pernah mengalami kepepet pasti dapat mengerti apa yang saya maksud dengan kata “guru” disini.Dia mengajari kita untuk memaksa otak berfikir tentang hal yang terkadang tak pernah kita fikirkan.
Dia memaksa akal kita menjelajah ke dalam ketakutan kita yang paling dalam untuk kembali menemukan kata berani.Dan dari “racikan” keduanya terciptalah sebuah kata yang bernama “Optimis”.
Berani mengambil resiko dengan keyakinan pada hasil yang di dapat.

Sobat remaja, intinya yang pengen saya sampaikan adalah..
Jangan panik ketika mengalami masa kepepet, berfikir tenang.
Pasti akan kamu temukan solusi, karena jika kamu panik yang ada malah fikiran tambah keruh.
Berusaha tetap tenang, dan anggap aja itu sebagai “Tes” kenaikan kelas mu.
Jika kamu lulus, berarti cara berfikir kamu telah naik ke tingkat yang “lebih dewasa”.

Manja dan pengen selalu hidup enak adalah cara berfikir anak-anak sob, jika kamu emang mengaku udah remaja.. Maka belajarlah untuk mandiri.Lho kok belajar sih? Lalu gurunya siapa donk?
Nah..Keadaan “Kepepet” adalah guru terbaik dalam pelajaran kemandirian hidup sob.
Karena..”Jika gak kepepet, kita pasti tak akan mau memaksa otak untuk berfikir..”. 🙂

Tinggalkan komentar

remajaremaja.com We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications