Jika Anda meminta eksekutif perusahaan untuk mengungkapkan “nilai inti” mereka, integritas selalu menjadi salah satu jawaban pertama mereka, kata Joel C. Peterson, ketua dewan JetBlue Airways dan profesor manajemen Universitas Stanford. Unsur paling penting untuk kesuksesan bisnis adalah kepercayaan, kata Peterson, dan kepercayaan dimulai dengan integritas .
Pengusaha dan investor malaikat Amy Rees Anderson meminjam dari kutipan terkenal CS Lewis, yang mendefinisikan integritas sebagai “melakukan hal yang benar sepanjang waktu, bahkan saat tidak ada yang melihat—terutama saat tidak ada yang melihat”.
Anderson menawarkan banyak contoh tindakan tanpa integritas: CEO yang melebih-lebihkan pendapatan yang diproyeksikan karena mereka tidak ingin digantikan oleh dewan direksi mereka. Pesaing yang berbohong kepada pelanggan untuk menyegel kesepakatan. Perwakilan layanan pelanggan menutupi kesalahan karena mereka takut klien akan pergi. Tidak ada kekurangan penyimpangan besar profil tinggi, juga: Operasi skema Ponzi Bernie Madoff yang sudah berlangsung lama dianggap sebagai penipuan keuangan terbesar dalam sejarah AS, keyakinan Michael Milken karena melanggar undang-undang sekuritas AS setelah satu kali bersulang di Wall Street, dan Major League Baseball bintang Alex Rodriguez menggunakan obat peningkat kinerja.
Tapi seperti apa orang yang bertindak dengan integritas? Contoh positif mungkin lebih sulit ditemukan. Anderson, yang mengajar kewirausahaan di University of Utah, percaya “tidak banyak dari kita yang mengatakan bahwa terkadang lebih baik kalah daripada kehilangan integritas.” Sebuah plakat di kantor Anderson memperkuat filosofinya: “Lakukan apa yang dirasa benar; biarkan konsekuensinya mengikuti.
Itu berlaku baik dalam hubungan pribadi maupun profesional . “Jika Anda tidak memiliki sama sekali integritas, itu akan menyebar ke bagian lain dari hidup Anda,” katanya. Peterson setuju, dengan mengatakan bahwa integritas tidak dapat dipisahkan—bahwa “ada semacam integritas di semua perilaku kita”.
Bertindak dengan integritas bisa jadi sulit. “Ada banyak situasi yang tidak sepenuhnya jelas,” kata Peterson, yang telah mengumpulkan contoh tantangan integritas selama kariernya yang panjang di dunia bisnis dan akademisi. Di salah satunya, direktur keuangan sebuah perusahaan tempat Peterson bertugas di komite audit secara tidak adil dituduh melakukan kesalahan oleh regulator.
“Dilema: Anda menghabiskan uang pemegang saham untuk melindungi CFO, dan jika Anda memecat orang itu, semuanya akan hilang. Di sisi lain, itu adalah hal yang salah untuk dilakukan, dan itu bisa menghancurkan hidup orang ini,” jelas Peterson. Jadi dia bertanya apakah Anda membuat keputusan itu menurut standar Anda sendiri atau standar pemegang saham yang Anda jawab. “Kami berkelahi. Kami bilang [tindakan regulator] salah. Kami tidak akan menyerah, dan kami tidak akan diintimidasi. Hasilnya: Regulator membatalkan masalah tersebut, dan komite audit dewan mengirimkan pesan kepada perusahaan bahwa “integritas penting di sini”.
Tindakan komite mewakili “integritas organisasi” yang ditangani Peterson dalam kehidupan profesionalnya sendiri dan dalam kursus manajemen dan kepemimpinannya di Stanford. Integritas organisasi adalah “gagasan yang lebih luas yang mencakup gagasan keselarasan, di mana apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda katakan konsisten,” kata Peterson. “Pikirkan sebuah jembatan atau struktur dengan integritas; mereka semua dibaut bersama sedemikian rupa sehingga dapat menahan guncangan. Ini adalah bagian dari manajemen dan kepemimpinan, dan dibutuhkan banyak pekerjaan untuk membangunnya.”
“Bicaralah dengan orang-orang di sekitar Anda” untuk memahami integritas Anda, saran Tony Simons, penulis The Integrity Dividend: Leading by the Power of Your Word . “Temukan cara untuk mendapatkan umpan balik yang jujur dari orang lain. Anda perlu mencari tahu apakah—dan itu menjadi dua kali lipat jika Anda seorang bos—Anda memiliki tingkat kepercayaan yang sesuai. Integritas berdiri sebagai penggerak kepercayaan.” Anderson menyarankan agar Anda “biarkan orang-orang di sekitar Anda memanggil Anda…. Bersiaplah untuk membuat orang mengawasi Anda. Penasihat tepercaya Anda [seharusnya] adalah orang yang akan memberi tahu Anda apakah Anda bertindak dengan integritas atau apakah ada cara yang lebih baik untuk menangani sesuatu.”
Baca Juga : Cara Menyimpan Video Tiktok Tanpa Nama
Untuk membangun integritas Anda dan mencontohkannya untuk orang lain, Simons, Peterson, dan Anderson menawarkan saran-saran berikut:
- Penuhi janji Anda.
Untuk staf Anda, investor Anda, semuanya. Jika Anda mengingkari janji, Anda harus meminta maaf, tetapi jangan biarkan ini menjadi pola.
- Menepati janji.
Melakukan hal itu memengaruhi Anda secara profesional dan pribadi (menjalankan iman Anda, tetap bugar, hadir untuk keluarga, dll.).
- Sebelum Anda membuat komitmen…
“Berhentilah dan renungkan dengan tenang apakah Anda 100 persen yakin dapat mewujudkannya,” kata Simons. “Kamu harus tidak memihak dalam evaluasi itu.”
- Biasakan diri untuk mengatakan tidak.
Tidak ada yang bisa mengatakan ya untuk semuanya dan menindaklanjuti semuanya.
- Periksa bagaimana Anda bereaksi dalam situasi spontan…
Serta bagaimana Anda membuat komitmen jangka panjang (misalnya menghadiri acara, menyelesaikan proyek, dll.). Gunakan introspeksi ini untuk menjadi sadar diri, pertahankan skor, dan tingkatkan. (Anda juga dapat menggunakan tolok ukur perilaku ini untuk menentukan apakah orang lain bertindak dengan integritas.)
- Poles keterampilan komunikasi Anda.
Baca ulang email atau laporan itu sebelum Anda mengirimkannya; rencanakan apa yang akan Anda katakan dalam presentasi lisan dan panggilan telepon. “Komunikasi yang tidak jelas mengarah pada ingkar janji,” kata Simons. Minta seseorang untuk mengoreksi komunikasi tertulis dan menunjukkan ambiguitas sebelum Anda mendistribusikannya.
- Pertimbangkan kebiasaan dan keterampilan yang perlu Anda kembangkan untuk meningkatkan integritas Anda.
Anda mungkin perlu menghentikan tindakan tertentu (misalnya, berbicara secara impulsif atau menutup-nutupi tanggapan Anda). Dan Anda mungkin perlu memperbaiki orang lain: membangun keberanian pribadi Anda (karena rasa takut menahan Anda untuk bertindak dengan integritas—CFO Peterson mungkin dipecat tanpa orang lain menunjukkan keberanian). Keluarkan permintaan maaf “lebih cepat, lebih sederhana, dan lebih ditujukan untuk menahan kerusakan [yang mungkin telah Anda lakukan] daripada untuk membenarkan diri sendiri,” kata Simons.
Peterson menyarankan untuk sangat berhati-hati dengan bahasa yang Anda gunakan, terutama saat menangani masalah sensitif seperti preferensi seksual, rasisme, dan agama.
- Hindari orang yang kurang berintegritas.
“Jangan berbisnis dengan mereka,” tulis Anderson dalam posting blog. “Jangan bergaul dengan mereka. Jangan membuat alasan untuk mereka. Penting untuk disadari bahwa orang lain memperhatikan orang yang telah Anda pilih untuk bergaul, dan mereka pasti akan menilai karakter Anda dari karakter teman-teman Anda.”